Senin, 07 Januari 2013

Pekan Kondom Nasional 2012


Promosikan Kondom dan Hentikan AIDS demi Jiwa Generasi Pembangun Bangsa yang Sehat  
Bangsa ini yang mulai mengikuti perkembangan zaman menyebabkan terjadinya berbagai perubahan dalam komponen didalamnya. Salah satunya adalah perubahan pola hidup yang terjadi pada masyarakat bangsa ini. Perubahan pola hidup dan gaya hidup serta penggunaan teknologi yang makin canggih mengalir begitu saja sampai ke negeri ini tanpa ada “filter” yang berjalan dengan baik. Gaya berpakaian yang minim, adanya film yang tidak sesuai etika, adanya peningkatan tingkat kemiskinan dan NARKOBA akan berujung pada suatu masalah social dan kesehatan yang baru lagi yaitu FREE SEX. Karena perubahan perubahan tersebut maka muncullah banyak penyakit di negeri ini, baik yang merupakan penyebaran virus, bakteri pathogen yang mengalami migrasi, atau infeksi secara langsung kepada pasien karena pola hidup yang tidak sehat. Salah satunya kasus di negeri ini yang cukup membuat keprhatinan yang mendalam ialah HIV/AIDS. AIDS sudah menjadi pandemic di dunia. 
Berdasarkan sumber dari Kementrian Kesehatan RI, jumlah kasus HIV yang terjadi di Indonesia mengalami peningkatan yang luar biasa, pada tahun 2006 jumlahnya 7.195 menjadi 21.031 pada tahun 2011. Jadi apabila dihitung dari sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia yaitu pada tahun 1987 sampai Maret 2012, pada 33 provinsi terdapat 30.430 kasus AIDS dan 82.870 terinfeksi HIV. Hingga Maret 2012, DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dengan 20.126 kasus. Presentasi tertinggi ada di usia tertinggi ada di usia antara 20 -29 tahun. Dengan peluang laki laki 71%. Perempuan 28%. Hingga saat ini, hubungan seksual merupakan carai transmisi virus HIV yang paling banyak terjadi. Selain itu transmisi dengan alat suntik Napza menempati kedudukan yang kedua dan penularan dari ibu ke anak menempati posisi ketiga. Menurut perkiraan hitungan secara nasional, selama kurun waktu hingga 2012 oeang yang terinveksi HIV mencapai 253.785 dan sekitar 8,8 juta orang beresiko tinggi terkena HIV. Jumlah ini bukanlah merupakan jumlah yang kecil. Bayangkan saja, terdapat berjuta juta orang yang harus menanggung penyakit ini. 
Penyakit ini tidak hanya menyiksa badan namun juga seakan akan pengidap AIDS mendapatkan hukuman social (stigma masyarakat). Stigma masayarakat terhadap pengidap AIDS ini bermacam macam diantaranya adalah pengasingan, penolakan, diskriminasi dan penghindaran. Sebagai insan yang memiliki akal budi, tidakkah Anda tersentuh dengan kondisi yang sungguh sangat memprihatinkan ini? Tidakkah Anda ingin berusaha untuk menjaga diri anda dan keluarga serta sahabat agar terhindar dari virus yang mengerikan ini? Tidakkah Anda ingin mencegah penyebaran virus terkutuk ini? Tidakkah Anda ingin mencari solusi akan permasalahan ini agar menyelamatkan banyak jiwa jiwa penentu bangsa ini? Untuk menekan persebaran virus ini agar tidak semakin meluas pada masyarakat bangsa ini tidak lain ialah dimulai dari diri kita sendiri. Apakah anda tidak percaya bahwa anda bisa berpartisipasi untuk menurunkan angka resiko pengidap AIDS ini? Semua orang berpotensi, dengan 2 cara. Cara yang pertama ialah dengan menjaga diri sendiri agar jangan sampai membiarkan virus ini memasuki tubuh anda dan biarkanlah anggota tubuhmu (mulut,kaki,tangan,mata) berkarya untuk menyebarluaskan informasi mengenai HIV/AIDS agar banyak pihak tersadarkan dan mengerti bahwa kita tidak bisa membiarkan virus ini menggerogoti kehidupan didunia ini. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang peduli dan menghargai akan kehidupan, yang ingin membiarkan tumbuhnya jiwa jiwa yang bersih dan sehat, harus mengetahui berbagai macam informasi mengenai HIV/AIDS sebelum berkarya lebih lanjut. Dengan mengetahui banyak pengetahuan mengenai hal ini maka kita akan lebih bijak ketika bertindak baik diri kita atau bahkan dengan pengidap AIDS itu sendiri. Dibawah ini akan diulas mengenai serba serbi HIV/AIDS dan juga akan diceritakan mengenai Pekan Kondom Nasional sebagai upaya penuntasan kasus HIV/AIDS.

Apa itu AIDS?
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase terakhir dari infeksi HIV dan biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari 200. Sel T CD4+ ini dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Biasanya banyak orang berfikir bahwa AIDS merupakan penyakit namun sebenarnya AIDS bukanlah penyakit yang khusus. AIDS merupakan kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi tubuh dimana sistem kekebalan melemah sehingga tidak dapat merespon. Jadi nampak jelas bahwa makna HIV tidak sama dengan AIDS.


Lalu, Apa itu HIV dan jenis jenisnya apa saja?        
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah lentivirus (anggota dari keluarga retrovirus) yang dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome ( AIDS), sebuah kondisi pada manusia yang mana gagalnya sistem imunitas didalam tubuh secara progresif mengizinkan adanya infeksi yang mengancam jiwa dan memungkinkan juga kanker untuk berkembang. Jadi singkatnya adalah virus ini yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia sehingga tubuh tidak bisa melawan infeksi. Pemberian nama lentivirus karena virus tersebut dapat menyebabkan infeksi secrara lambat pada inang tertentu. Yang dimaksud dengan infeksi lambat adalah virus memerlukan waktu inkubasi yang lama (dalam hitungan bulanan atau tahunan) untuk menyebabkan penyakit dan hal ini diikuti dengan kerusakan pada organ atau jaringan tertentu hingga menyebabkan efek yang mematikan.  HIV menginfeksi sel penting dalam sistem imun manusia seperti helper T cells (terkhusus T CD4+  cells), macrophages, dan dendritic cells. Helper T cells (Th cells) adalah sub kelompok dari limfosit, sejenis sel darah putih yang memainkan peran penting pada sistem imun tubuh. Mereka membantu aktivitas dari sel imun yang lain dengan menghasilkan T cell cytokines. Th sel dewasa mengekspresikan protein CD4 dan biasanya disebut dengan sel T CD4+

2 tipe HIV sudah dikarakterisasi yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 adalah virus yang paling awal ditemukan. Awalnya, munculnya kedua tipe HIV ini diindikasikan berasal dari Afrika barat dan tengah, hal ini terjadi karena perpindahan virus ini dari primata ke manusia melalui proses zoonosis  (infeksi yang ditularkan diantara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya).  HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan troglodyte troglodyte. Sedangkan, HIV-2 merupakan spesies virus hasil evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan pada Sooty mangabey, monyet dunia lama Guinea-Bissau.Apabila dibandingkan HIV tipe 2, HIV tipe 1 lebih bersifat virulen dan penularannya lebih cepat, sehingga sebagian besar AIDS didunia disebabkan oleh virus HIV tipe 1. Kenyataannya, sebagian besa infeksi HIV-2 terjadi di daerah Afrika.

Pohon kekerabatan (filogenetik) yang menunjukkan kedekatan SIV dan HIV
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/HIV
Berdasarkan susuanan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di dalamnya.Namun, kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda. 
Struktur HIV
Sumber :http://www.yale.edu/bio243/HIV/hivstructure.html

Bagaimana penularan HIV dan Pencegahannya?
HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung darah. 
Transmisi HIV
Sumber :http://www.hiv1tat-vaccines.info/routes_of_infection.htm

Transmisi HIV melalui berbagai jalan, diantaranya adalah :
1.      Hubungan Seksual, kontak seksual melalui vagina dan anal berisiko lebih besar dibandingkan dengan kontaks seks secara oral. Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko penularan melalui hubungan seksual ialah hadirnya penyakit menular seksual, kuantitas beban virus dan penggunaan douche. Orang yang terkena penyakit seksual akan lebih mudah terkena dan menularkan virus HIV-1 pada pasangan seksualnya. Beban virus disini dalam artian ialah sebarapa banyak jumlah virus aktif yang ada didalam tubuh. Douche merupakan alat medis yang biasanya merujuk untuk pencucian vagina. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya bakteri baik dalam vagina. Atau bahkan bisa jadi menekan bakteri penyebab penyakit masuk kedalam tubuh apabila alat ini digunakan setelah melakukan hubungan seksual. Pencegahan yang paling efektif ialah menggunakan KONDOM dan jangan berganti ganti pasangan seksual. Beban virus dalam tubuh dapat dilakukan dengan terapi antiretroviral.
2.      Ibu ke anak ( transmisi perinatal), transmisi dari ibu ke anat dapat terjadi melalui infeksi in utero, yang bisa terjadi saat proses persalinan dan melalui air susu ibu. Beberapa faktor maternal dan eksternal lainnya dapat mempengaruhi transimis HIV ke bayi, diantaranya banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama, kelahiran premature dan lain lain. Selain itu kekurangan vitamin A juga bisa meningkatkan resiko infeksi HIV. Obat antiretrovirus, bedah Caesar dan pemberian makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak.
3.      Lain lain, bisa jadi melalui penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi, hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas sterilisasi alat kesehatan. Selain itu juga disebabkan oleh transplantasi dan transfuse namun peluang terjadinya transmisi infeksi sangat kecil. Hal ini bisa dicegah dengan pemeriksaan darah dan transplant sebelum didonorkan.
Bagaimana cara mendeteksi HIV dalam tubuh ? 
1. Tes PCR  
Tes PCR ( Polymerase chain reaction) merupakan suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme. Uji ini juga sering dikenal untuk uji beban virus atau amplifikasi asam nukleat (NAAT). Untuk deteksi HIV, metode ini berbasis pada asam nukleat (DNA dan RNA) sehingga dapat mendeteksi materi genetic HIV dalam tubuh. PCR dalam hal ini terdapat 2 jenis yaitu PCR DNA dan PCR RNA. PCR DNA untuk mengetahui apakah ada atau tidak DNA virus HIV dalam tubuh (metode kualitatif) sedangkan untuk pendekteksi RNA virus dilakukan dengan metode real-time PCR (metode kuantitaif). Tes ini dapat digunakan untuk mendekteksi bayi yang baru lahir, dan jarang digunakan untuk menguji individu dewasa karena mahal dan sedikit rumit dibandingkan uji yang lain.  
2. Tes antibody HIV   
Banyak digunakan oleh orang dewasa, lebih murah dan lebih akurat. Metode ini akan mendeteksi antibody yang terbentuk pada darah, air lur dan urin. Untuk pengujian cepat, sampel dari tubuh manusia dicampur dengan larutan tertentu dan kepingan alat uji dimasukkan kedalam campuran tersebut. Apabila hasilnya positif akan muncul 2 pita berwarna ungu kemerahan.Apabila hasilnya positif tidak hanya berhenti pada pengujian ini namun dilanjutkan dengan uji ELISA atau uji Western blot.
-         ELISA (enzyme-Linked Immunosorbent Assay), uji ini mendeteksi antibody yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Pemeriksaan ELISA ini dilakukan setelah minggu ke12 sesudah melakukan aktivitas seksual beresiko tinggi atau jarum suntik yang terkontaminasi. Hal ini dikarenakan antibody biasanya diproduksi mulai minggu ke-2 atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Namun apabila menunjukkan hasil positif pada ELISA belum memastikan bahwa orang yang diperiksa telah terinfeksi HIV. Masih perlu pemeriksaan laun yaitu Western Blot untuk konfirmasi hasil ELISA.
-         Western Blot, fungsinya hampir sama dengan ELISA namun lebih sensitive dan spesifik oleh karena itu metode ini digunakan untuk mengkonfirmasi hasil ELISA. Walaupun demikian metode ini lebih sulit dan butuh keahlian khusus.
  3. Tes antigen HIV 
Tes ini mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon antibody. Tes ini jarang digunakan karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibody HIV terbentuk.






Bagaimana HIV bekerja?
Untuk memahami bagaimana virus tersebut bekerja maka kita harus mengerti bagaimana sistem kekebalan tubuh kita bekerja. Sistem kekebalan tubuh kita inilah yang mempertahankan tubuh terhadap infeksi dari berbagai makhluk pathogen. Sistem imunitas dalam tubuh kita terdiri dari banyak jenis sel, diantaranya adalah sel T-helper, makrofag, mikrogial dll. Terkhusus, sel T-helper yang sangat krusial karena sel inilah yang mengkoordinasi sistem kekebalan sel yang lainnya. Sel ini memiliki protein pada permukaannya yang disebut CD4, maka dari itu biasanya sel ini disebut sel T-helper CD4+.
HIV masuk kedalam darah dan mendekati sel T-helper dengan melekatkan dirinya pada protein CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse transcriptase.  Viral DNA tersebut menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak sel jensinya, benda tersebut menghasilkan virus virus HI. Enzim lainnya, protease mengatur viral kimia untuk membentuk virus virus yang baru. Virus virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit penyakit lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang
Siklus replikasi HIV
Sumber : http://www.niaid.nih.gov/topics/HIVAIDS/Understanding/Biology/pages/hivreplicationcycle.aspx
 Respons tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel sel yang terinfeksi dan menggantikan sel sel yang telah hilang. Respons terse3but mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya. Jumlah normal dari sel sel T CD4+ pada seseorang yang sehat adalah sekitar 800 – 1200 sel/mL kubik darah. Ketika seorang pengidap HIV yang sel sel CD4+ T nya terhitung dibawah 200, mengakibatkan dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi infeksi oportunistik

Mekanisme Perusakan Sistem Imunitas Tubuh
Sumber : http://www.buckscounty.org/government/departments/humanservices/healthdepartment/PersonalHealth/HIVFactsFAQs.aspx
Infeksi infeksi oportunistik adalah infeksi infeksi yang timbul ketika sistem kekebalan tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksi infeksi tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV hal tersebut menjadi fatal.
Tanpa perawatan, viral load uang menunjuk pda jumlah relative dari virus bebas bergerak didalam plasma darah, akan meningkat mencapai titik dimana tubuh tidak akan mapu melawannya.
Perkembangan dari HIV dapat dibagi dalam 4 fase :
Infeksi utama (Scroconversion), ketika kebanyakan pengidap HIV tidak menyadari dengan segera bahwa mereka telah terinfeksi.
Fase asymptomatic, dimana tidak ada gejala yang nampak, tetapi virus tersebut tetap aktif.
Fase symptomatic, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan mengalami infeksi infeksi opurtinistik yang bukan HIV tertentu melainkan disebabkan oleh bakteri dan virus virus yang berada di sekitar kita dalam keseharian kita.
AIDS, yang berarti kumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, adalah fase akhir dan biasanya bercirikan suatu jumlah CD4 kurang dari 200. 
Sumber : www.kswann.com

Bagaimana dengan Gejala AIDS?
Berikut adalah beberapa tanda bahwa mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain :
1.      Demam
Salah satu tanda pertama sindrom retroviral akut (ARS) adalah demam ringan, sampai sekitar 39oC. demam sering disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada kelenjar getah bening dan sakit tenggorokan. Menurut Carlos Malvestutto, MD, instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU School of Medicine, New York, mengatakan bahwa pada titik ini virus bergerak ke dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga aka nada teaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2.      Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi tanda awal dan tanda lanjutn dari HIV.
3.      Pegal, nyeri otot dan sendi, pembengkakam kelenjar getah bening
ARS sering menyerupai gejala flu, mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem kekebalan tbuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah bening berada di pangkal leher ketiak dll
4.      Sakit tenggorokan dan sakit kepala
Menurut Dr. Horberg, gejala lain seperti sakit tenggorokan dan sakit kepala sering dapat merupakan ARS. Jika memiliki risiko tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling menular pada tahap awal
5.      Ruam kulit
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS
6.      Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan HIV memiliki gejala pendek seperti mual, muntah atau diare pada tahap awal HIV, kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul akibat sebagai akibat dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
“Diare yang tak henti hentinya dan tidak merespon obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala yang dapat disebabkan oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang baik, katar Dr. Horberg.
7.      Penurunan berat badan
Kata Dr. Malvestutto, “ Jika penderita HIV suda kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun”
8.      Batuk kering
Dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan semakin terus semakin parah.
9.      Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. “Ada banyak infeksi oportunistik yang berbeda dan masing masing dapat datang dengan waktu yang berbeda,” kata Dr.Malvestutto. Pneumonia adalah salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak, cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
10.  Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV katar Dr. Malves
11.  Perubahan pada kuku
Pembelahan, penebalan dan kuku yang melengkung atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertika maupun horizontal). Seringkali hal tersebut karena jamur, seperti kandida
12.  Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh candida yang merupakan suatu jenis jamur. Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan infeksi jamur pada wanita. “Candida cenderung munculd irongga mulut atau kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan,” kata Dr.Malvestutto.
13.  Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
14.  Herpes mulut dan herpes kelamin
Colde sores (herpes mulut) dan herpes kelamin (herpes genital) dapt menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV.
Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
15.  Kesemutan dan kelemahan
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut dengan neuropati purifier, yang juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. “Hal tersebut menunjukkan kerusakan pada saraf,” kata Dr. Malvestutto.
16.  Ketidakteraturan menstruasi
Sumber :http://health.detik.com/
 
Apa saja pengobatan AIDS yang biasa dilakukan sampai saat ini?
Sebenarnya, tidak ada obat yang sepenuhnya mampu menyembuhkan HIV/AIDS. Kehadiran metode penyembuhan hanya berguna untuk memperlambat penyakit bukan untuk menghentikan sepenuhnya.  Biasanya kombinasi dengan berbagai obat obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS. Namun pada kehidupan saat ini sangat memungkinkan untuk penderita AIDS bisa disembuhkan dengan perkembangan teknologi sampai pada teknologi rekayasa genetika yang baru baru ini sedang menjadi sorotan. Selain obat antiretroviral yang diberikan juga ada pengobatan dan perawatan yang lain. Pengobatan dan perawatan tersebut terdiri dari sejumlah unsure yang berbeda diantaranya adalah konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik (IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral. Selain obat antiretroviral yang selama ini menjadi pengobatan orang pengidap AIDS, terdapat Obat-obatan lain yang dapat menghambat siklus virus pada tahapan yang lain atau tidak sama seperti yang dilakukan obat antiretroviral (seperti masuknya virus dan fusi dengan sel yang belum terinfeksi) saat ini sedang diujikan dalam percobaan-percobaan klinis.

Lalu sebenarnya, apakah yang disebut obat antiretroviral itu?
obat antiretroviral adalah obat yang digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Kombinasi beberapa obat antiretroviral diketahui sebagai terapi antiretroviral yang sangat aktif (HAART). Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non- nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang menggunakan protease inhibitor. Kombinasi beberapa obat diperlukan karena apabila hanya digunakan satu obat saja maka bisa dikatakan tidak akan efektik. Karena sifat virus itu sendiri berubah ubah yang bisa jadi ada perkembangan resistensi terhadap obat tersebut. Alhasil obat tersebut menjadi tidak ekfektif lagi. Dengan menggunakan kombinasi dari dua atau lebih obat obatan, akan meminimalisasi risiko perkembangan resistensi. Penggunaan obat antiretroviral ini harusnya dikonsumsi dengan pantauan medis.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa virus HIV ketika didalam tubuh manusia aktif mengalami penggandaan (replikasi) otomatis sel yang akan terinfeksi oleh HIV pun akan semakin banyak. Semakin banyak sel yang terinfeksi maka sistem imunitas tubuh semakin terganggy. Fungsi dari obat obatan ini ialah memperlambat replikasi sel yang pada akhirnya akan memperlambat penyebaran virus ini dalam tubuh kita. Terdapat berbagai cara obat antiretroviral ini mengganggu proses replikasi, diantaranya adalah :
1.      Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
Enzim reverse transciptasi merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk HIV bereplikasi. Obat obatan inilah yang mampu memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah proses perkembang biakan materi genetic virus tersebut.
2.      Penghambat Non-Nucleoside Reverse Transcriptase (NNRTI)
Obat antiretroviral ini dapat menghambat penyebaran virus dengan mengacaukan proses replikasi HIV itu sendiri dengan mengikat enzim reverse transcriptase. Tujuan dari pengikatan ini ialah agar enzim tidak bekerja dan mengehentikan produksi partikel virus baru dalam sel yang terinfeksi
3.      Penghambat Protease (PI)
Selain enzim reverset transcriptase, terdapat enzim pencernaan yang berperan dalam persebaran virus ini yaitu protease. Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV untuk membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel yang lain. Penghambat protease mencegah pemecah-belahan protein dan karenanya memperlambat produksi partikel virus baru.
Anti HIV drug
Sumber :http://blogs.timeslive.co.za/hiv/tag/arvs/
 
Walaupun obat ini bukan solusi untuk menyembuhkan namun setidaknya terapi ini dapat memperpanjang umur pengidap AIDS sehingga dapat masih bisa hidup sehat dan produktif. Hal ini dikarenakan memang terapi obat ini dapat mengurangi varaemia ( jumlah HIV dalam darah) dan meningkatkan jumlah sel-sel CD4+ (sel-sel darah putih yang penting bagi sistem kekebalan tubuh).
Sayangnya, penggunaan obat antiretroviral sebagai obat HIV/AIDS ini belum merata disemua bagian negara dibumi ini. Hanya negara yang memiliki pendapatan yang tinggi yang mampu mengakses pasokan terapi jenis ini. Pasalnya, hal ini dikarenakan harga obat yang masih tinggi, infrastruktur kesehatan yang masih belum layak, sumber biaya yang kurang memadai. Namun saat ini, WHO akan mendorong pemerintah di negara negara dengan epidemic tinggi untuk memperluas pendistribusioan obat obat tersebut untuk orang orang yang memerlukannya.
Selain itu, Apakah yang dimaksud dengan PEP?
Perawatan Pencegahan Pasca Pajanan terdiri dari pengobatan, tes laboratorium dan konseling. Pengobatan PEP ini masih belum terbukti apakah dapat mencegah penularan HIV. Namun berdasarkan kajian penelitian menunjukkan bahwa bila pengobatan dilaksanakan dengan cepat dua jam dan tidak melebihi 72 jam setelah pajanan, pengobatan tersebut dapat bemanfaat dalam mencegah infeksi HIV. PEP ini berlanjut hingga 4 minggu dari awal dimulai pengobatan ini.
Bagaimana dengan penggunaan kondom sebagai tindakan pencegahan infeksi virus HIV/AIDS?
Dengan melihat tidak ada obat yang mampu membasmi tuntas infeksi virus ini maka alangkah baiknya untuk melakukan tindakan tindakan pencegahan. Memang untuk mengendalikan budaya seks bebas itu tidak mudah, hanya saja resiko AIDS ini dapat diminimalisir dengan penggunaan kondom disaat melakukan hubungan tersebut. Terbukti saat ini bahwa penggunaan risiko penularan HIV sampai kira kira 80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan dengan benar dalam seriap kesempatan. “Untuk setiap 50 kondom yang disebarkan, setidaknya ada satu infeksi HIV yang dihindari. Hal ini menunjukkan bahwa kondom sangat efektif dalam melindungi individu terhadap penularan HIV dan infeksi menular,” kata Stover John, pendiri dan presiden Future Indstitus. Kondom laki laki berbahan lateks, apabila digunakan dengan benar tanpa pelumas berbahan dasar minyak merupakan satu satunya teknologi yang paling efektif untuk mgurangi transmis HIV. Pada intinya adalah pemilihan bahan kondom menjadi perhatian khusus pula agar memastikan bahwa kondom yang digunakan tidak berlubang dan berkualitas baik. Seiring dengan perkembangan zaman, wanita pun dihimbau untuk menggunakan kondom wanita. Namun permasalahannya adalah kondom wanita saat ini masih belum banyak dipasarkan.

Keprihatinan ini semakin menarik perhatian berbagai pihak untuk berbuat lebih, salah satu contohmya adalah dengan diadakannya Program South African Breweries (SAB) yang telah berjalan dalam kurun waktu 10 tahun. Program ini membantu distribusi kondom pada masyarakt melalui bar bar yang ada di Afrika Selatan. Lebih dari 10 juta kondom ternyata sudah dibagikan ke seluruh Afrika Selatan untuk mengurangi angka penderita HIV. Program ini merupakan salah satu kerja sama antara pihak swasta dan departemen kesehatan setempat di Afrika Selatan untuk menangani kasus HIV/AIDS dan program kesehatan keluarga. Disini nampak adanya kerjasama yang baik antara individu dengan kelompok, partisipasi organisasi pemerintah dan ahli HIV/AIDS mampu mengurangi pandemic HIV/AIDS yang ada pada daerah tersebut dan wajib menjadi percontohan. Infeksi HIV/AIDS akan dapat diminimalisir dengan upaya dari segala lapisan masyarakat. Target dari program ini ialah mendistribusikan kondom pada sekitar 16.000 bar local selama lima tahun ke depan. Jadi asumsi akan ada lebih dari 845 juta kondom yang akan disebarkan sepanjang 5 tahun untuk mencegah infeksi HIV/AIDS yang telah mencapai 1,6 juta kasus (sumber : Health24) Sampai saat ini SAB sudah menyebarkan kondom pada 7.303 bar dan mendistribusikan sekira 10.456.600 kondom pada masyarakat selamat satu tahun. Hal ini akan membantu dalam mencegah 20.914 kasus infeksi HIV/AIDS baru. 400 kondom setiap bulan akan diberikan pada setiap bar. Dan pada nyatanya, tingkat infeksi HIV/AIDS benar benar menurun luar biasa dikawasan Afrika. 

Bagaimana dengan upaya Indonesia untuk berusaha mengurangi infeksi HIV/AIDS?
Indonesia tidak hanya terus berupaya meningkatkan teknologi teknologi untuk menangani HIV/AIDS dan menjalankan beberapa fungsi pemerintahan untuk berpartisipasi dalam menekan angka infeksi virus ini. Aksi dan Strategi pencegahan dan penanggulangan HIV secara nasional telah disusun sejak tahun 2010 hingga 2014. BerdasarKAN Instruksi Presiden No.3/2010 tentang pembangunan berkelanjutan pun menyatakan komitmen nasional untuk mencapai tujuan MDGs, termasuk didalamnya HIV dan AIDS. Selain itu, Upaya untuk mempublikasikan himbauan penggunaan kondom sebagai cara paling efektif untuk menghindarkan dari AIDSpun dilakukan dengan cara yang unik. Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT Indonesia kembali menyelenggarakan Pekan Kondom Nasional untuk ke-6 kalinya. Kali ini, tema yang diusung adalah "Lindungi Dunia Kerja dan Dunia Usaha dari HIV dan AIDS". Dengan subtema ialah Penanggulangan AIDS Di Tempat Kerja Sebagai Bagian Dari Peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Tema ini diusung karena memang paling banyak pengidap HIV/AIDS positif adalah orang orang dengan usia yang masih produktif. produktif disini dalam artian adalah masih menjalankan aktifitas bekerja baik didunia usaha maupun kerja. Dalam dunia kerja, misalkan saja suatu pabrik, kesehatan baik jiwa dan raga seseorang sebagai karyawan yang akan menentukan keberhasilan dan tingginya produktifitas pabrik itu sendiri. Selain itu, Acara ini bermaksud untuk mengajak kita untuk peduli dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya HIV/AIDS. Latar belakang terbentuknya acara rutin ini ialah adanya ancaman HIV/AIDS di Indonesia dan negara lain, sehingga diperlukan kegiatan untuk mendidik seluruh lapisan masyarakat tentang pencegahan dan hubungan seks yang aman. Tugas penting KPAN dan DKT adalah program pencegahan infeksi HIV baru, terutama pada kelompok beresiko tinggi seperti pekerja seks berikut pelanggannya, para kaum gay dan waria, juga kepada pengguna narkoba jarum suntik.

PKN 2012 ini diselenggarakan dengan harapan agar masyarakat mengambil manfaat positif dair rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dan bertanggung jawab atas keselamata masing masing dengan melakukan hubungan seks yang aman. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah kita dapat menghentikan laju epidemic HIV di kehidupan masyarakat dan keluarga.
Pekan Kondom Nasional 2012 merupakan rangkaian acara yang diadakan mulai pada tanggal 1 Desember. Ada beberapa kegiatan dari KPN 2012 untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia, seperti :
1. Konser Goyang Sutra diselengarakan di Lapangan Kopasus, Cijantung, Jakarta yang
bersifat menghibur dan mendidik masyarakat tentang pentingnya penggunaan kondom untuk
pencegahan HIV/AIDS. Selama konser ini berjalan, para artis dan selebriti seperti Julia Perez,
Zaskia, Ikke Nurjanah, dan Fitri Carlina mengingatkan masyarakat melalui pesan pesan seks
aman.
2. Memberikan edukasi di daerah resiko tinggi seperti pangkalan truk, pelabuhan, dan lokalisasi dengan membagi-bagikan materi tentang HIV/AIDS dan seks aman. Selain di daerah beresiko tinggi tersebut, edukasi juga dilakukan di tempat-tempat nongkrong dan kampus kampus di Jakarta.
3. Menyediakan kondom dan lubrikan kepada sebuah klinik yang melayani kaum gay dan waria
di Bali.


Jadi pekan kondom nasional ini dilakukan untuk memberikan wawasan pada masyarakat mengenai penularan HIV/AIDS dan meningkatkan kesadaran mengapa infeksi virus ini harus dihentikan dan salah satu cara pencegahan yang paling efektif untuk menularkan infeksi virus ini ialah menggunakan KONDOM.
 Sumber : www.emveemag.com
Lalu, apakah program kerja ini berjalan dengan tanpa hambatan? tentu saja untuk meyelenggarakan acara ini  tidaklah mudah. Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia, promosi dan penyebarluasan penggunaan kondom seperti melalui kampanye dan pembagian kondom gratis tak dimungkiri menuai pro-kontra di kalangan pemuka agama, sebab dikhawatirkan menjadi bentuk "pelegalan" terhadap prostitusi. Terkait hal tersebut, Ketua Umum Dewan Mesjid, Dr dr Tarmizi Taher mengharapkan para ulama dan pemuka agama untuk mengerti dan melihat kondom dari aspek fungsi kesehatan sebagai pencegah penyebaran penyakit menular seksual. Juga, mengurangi dampak buruk dari perilaku orang yang berisiko.Hal ini terjadi ketika awal launching acara. Sebenarnya yang perlu ditekankan ialah, "Penyebaran kondom bukan berarti pelegalan prostitusi maupun seks bebas." hal ini dilakukan untuk semata mata mengurangi resiko infeksi virus HIV/AIDS yang akan membunuh banyak generasi penerus bangsa ini. Lagipula acara ini tidak hanya untuk membagi bagikan kondom namun juga berbagi wawasan seputar HIV/AIDS. Sungguh acara ini sebenarnya merupakan acara yang sangat bermanfaat. Tidak perlu jijik untuk membahas soal kondom, tidak perlu gengsi untuk membahas mengenai HIV/AIDS karena memang hal ini memang bukan hal yang memalukan untuk didiskusikan.

Bagaimana sikap kita yang benar terhadap penderita HIV/AIDS?
Penderita HIV/AIDS bukan berarti orang orang terkutuk yang tidak boleh untuk dihindari. Bukan berarti kita harus takut dan jijik dengan mereka. justru mereka membutuhkan dukungan dari kita untuk bisa melanjutkan pengobatan hingga memiliki umur hidup yang lebih panjang. dan yang terpenting adalah kita harus mampu mendukung mereka agar tidak minder dan terus dapat menjalankan aktivitas hidupnya seproduktif mungkin. Tidak perlu takut apabila hanya berkomunikasi sebagai teman, sahabat bahkan juga partner kerja. 
Karena virus ini tidak mudah menular layaknya virus influenza. Selain itu, perkembangan teknologi yang akan selalu berkembang, secara optimis suatu saat akan menemukan pengobatan tuntas untuk mengobati HIV/AIDS. 
Cegahlah Sebelum Mengobati, Jagalah diri kalian sendiri untuk keselamatan masing masing, Sadarlah bahwa jiwa anda, nasib anda bergantung pada anda sendiri. Mengertilah secara mendalam, Bagikanlah ilmumu, Bagikanlah pengetahuanmu, Bagikanlah hal hal yang baik, maka suatu saat Anda akan mendapatkan balasan kebaikan itu sendiri. Layaknya Pekan Kondom Nasional yang berbagi kebaikan dengan membagikan Kondom karena Kondom adalah penyelamat seribu umat dari infeksi virus ganas itu.
 

Galeri Seputar PEDULI AIDS
Add cEsther Goba is an MSF nurse working in an HIV/AIDS treatment project in Thyolo, Malawi. She has been living with HIV since 2008 as both a patient and medical worker. “We have the right for life. We have the right for treatment,” Esther says. Photo: P.K. Lee/MSF aption

HALFTIME! football tournament in Limbe, Malawi. Six teams participated in the tournament. The players of which some are people living with HIV/AIDS are all alive today because of the availability of ARVs. They are calling on donors to stay in the life-or-death match against HIV/AIDS. Photo by: P.K. Lee/MSF

PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui program Freeport Peduli, Departemen Public Health & Malaria Control (PHMC) dan Relawan AIDS bekerja sama dengan Lembaga Peduli Perempuan El-Gracia menggelar peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2009 di Timika, Minggu (6/12)

Puluhan Relawan membagikan kondom secara gratis di beberapa tempat di Kabupaten Sragen, Kamis (01/12). Kegiatan tersebut merupakan puncak acara dari rangkaian peringatan hari aids sedunia tahun 2011 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten melalui Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sragen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share It