Promosikan Kondom dan Hentikan
AIDS demi Jiwa Generasi Pembangun Bangsa yang Sehat
Bangsa ini
yang mulai mengikuti perkembangan zaman menyebabkan terjadinya berbagai
perubahan dalam komponen didalamnya. Salah satunya adalah perubahan pola hidup yang
terjadi pada masyarakat bangsa ini. Perubahan pola hidup dan gaya hidup serta
penggunaan teknologi yang makin canggih mengalir begitu saja sampai ke negeri
ini tanpa ada “filter” yang berjalan dengan baik. Gaya berpakaian yang minim, adanya film yang tidak
sesuai etika, adanya peningkatan tingkat kemiskinan dan NARKOBA akan berujung
pada suatu masalah social dan kesehatan yang baru lagi yaitu FREE SEX. Karena
perubahan perubahan tersebut maka muncullah banyak penyakit di negeri ini, baik
yang merupakan penyebaran virus, bakteri pathogen yang mengalami migrasi, atau
infeksi secara langsung kepada pasien karena pola hidup yang tidak sehat. Salah
satunya kasus di negeri ini yang cukup membuat keprhatinan yang mendalam ialah
HIV/AIDS. AIDS sudah menjadi pandemic di dunia.
Berdasarkan
sumber dari Kementrian Kesehatan RI, jumlah kasus HIV yang terjadi di Indonesia
mengalami peningkatan yang luar biasa, pada tahun 2006 jumlahnya 7.195 menjadi
21.031 pada tahun 2011. Jadi apabila dihitung dari sejak pertama kali kasus HIV
ditemukan di Indonesia yaitu pada tahun 1987 sampai Maret 2012, pada 33
provinsi terdapat 30.430 kasus AIDS dan 82.870 terinfeksi HIV. Hingga Maret
2012, DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dengan 20.126 kasus. Presentasi
tertinggi ada di usia tertinggi ada di usia antara 20 -29 tahun. Dengan peluang
laki laki 71%. Perempuan 28%. Hingga saat ini, hubungan seksual merupakan carai
transmisi virus HIV yang paling banyak terjadi. Selain itu transmisi dengan alat
suntik Napza menempati kedudukan yang kedua dan penularan dari ibu ke anak
menempati posisi ketiga. Menurut perkiraan hitungan secara nasional, selama
kurun waktu hingga 2012 oeang yang terinveksi HIV mencapai 253.785 dan sekitar
8,8 juta orang beresiko tinggi terkena HIV. Jumlah ini bukanlah merupakan
jumlah yang kecil. Bayangkan saja, terdapat berjuta juta orang yang harus
menanggung penyakit ini.
Penyakit ini tidak hanya menyiksa badan namun juga
seakan akan pengidap AIDS mendapatkan hukuman social (stigma masyarakat).
Stigma masayarakat terhadap pengidap AIDS ini bermacam macam diantaranya adalah
pengasingan, penolakan, diskriminasi dan penghindaran. Sebagai insan yang
memiliki akal budi, tidakkah Anda tersentuh dengan kondisi yang sungguh sangat
memprihatinkan ini? Tidakkah Anda ingin berusaha untuk menjaga diri anda dan
keluarga serta sahabat agar terhindar dari virus yang mengerikan ini? Tidakkah
Anda ingin mencegah penyebaran virus terkutuk ini? Tidakkah Anda ingin mencari
solusi akan permasalahan ini agar menyelamatkan banyak jiwa jiwa penentu bangsa
ini? Untuk menekan persebaran virus ini agar tidak semakin meluas pada
masyarakat bangsa ini tidak lain ialah dimulai dari diri kita sendiri. Apakah
anda tidak percaya bahwa anda bisa berpartisipasi untuk menurunkan angka resiko
pengidap AIDS ini? Semua orang berpotensi, dengan 2 cara. Cara yang pertama
ialah dengan menjaga diri sendiri agar jangan sampai membiarkan virus ini
memasuki tubuh anda dan biarkanlah anggota tubuhmu (mulut,kaki,tangan,mata)
berkarya untuk menyebarluaskan informasi mengenai HIV/AIDS agar banyak pihak
tersadarkan dan mengerti bahwa kita tidak bisa membiarkan virus ini
menggerogoti kehidupan didunia ini. Oleh karena itu, kita sebagai orang yang
peduli dan menghargai akan kehidupan, yang ingin membiarkan tumbuhnya jiwa jiwa
yang bersih dan sehat, harus mengetahui berbagai macam informasi mengenai
HIV/AIDS sebelum berkarya lebih lanjut. Dengan mengetahui banyak pengetahuan
mengenai hal ini maka kita akan lebih bijak ketika bertindak baik diri kita
atau bahkan dengan pengidap AIDS itu sendiri. Dibawah ini akan diulas mengenai
serba serbi HIV/AIDS dan juga akan diceritakan mengenai Pekan Kondom Nasional sebagai upaya penuntasan kasus HIV/AIDS.
Apa itu AIDS?
AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah fase terakhir dari infeksi HIV dan
biasanya dicirikan oleh jumlah CD4 kurang dari 200. Sel T CD4+ ini dibutuhkan
agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi dengan baik. Biasanya banyak orang
berfikir bahwa AIDS merupakan penyakit namun sebenarnya AIDS bukanlah penyakit
yang khusus. AIDS merupakan kumpulan dari sejumlah penyakit yang mempengaruhi
tubuh dimana sistem kekebalan melemah sehingga tidak dapat merespon. Jadi
nampak jelas bahwa makna HIV tidak sama dengan AIDS.
Lalu, Apa itu HIV dan jenis jenisnya apa saja?
Human immunodeficiency virus (HIV) adalah lentivirus
(anggota dari keluarga retrovirus) yang dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome
( AIDS), sebuah kondisi pada manusia yang mana gagalnya sistem imunitas
didalam tubuh secara progresif mengizinkan adanya infeksi yang mengancam jiwa
dan memungkinkan juga kanker untuk berkembang. Jadi singkatnya adalah virus ini
yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia sehingga tubuh tidak bisa melawan
infeksi. Pemberian nama lentivirus karena virus tersebut dapat menyebabkan
infeksi secrara lambat pada inang tertentu. Yang dimaksud dengan infeksi lambat
adalah virus memerlukan waktu inkubasi yang lama (dalam hitungan bulanan atau
tahunan) untuk menyebabkan penyakit dan hal ini diikuti dengan kerusakan pada
organ atau jaringan tertentu hingga menyebabkan efek yang mematikan. HIV
menginfeksi sel penting dalam sistem imun manusia seperti helper T cells (terkhusus
T
CD4+ cells), macrophages,
dan dendritic
cells. Helper T cells (Th
cells) adalah sub kelompok dari limfosit, sejenis sel darah putih yang
memainkan peran penting pada sistem imun tubuh. Mereka membantu aktivitas dari
sel imun yang lain dengan menghasilkan T
cell cytokines. Th sel dewasa mengekspresikan protein CD4 dan
biasanya disebut dengan sel T CD4+
.
2 tipe HIV sudah dikarakterisasi yaitu HIV-1
dan HIV-2. HIV-1 adalah virus yang paling awal ditemukan. Awalnya, munculnya kedua tipe HIV
ini diindikasikan berasal dari Afrika barat dan tengah, hal ini terjadi karena
perpindahan virus ini dari primata ke manusia melalui proses zoonosis (infeksi yang ditularkan
diantara hewan vertebrata dan manusia atau sebaliknya). HIV-1 merupakan hasil evolusi dari simian
immunodeficiency virus (SIVcpz) yang ditemukan dalam subspesies simpanse, Pan
troglodyte troglodyte. Sedangkan, HIV-2 merupakan spesies virus hasil
evolusi strain SIV yang berbeda (SIVsmm), ditemukan pada Sooty mangabey,
monyet dunia lama Guinea-Bissau.Apabila dibandingkan HIV tipe 2, HIV tipe 1 lebih bersifat virulen dan
penularannya lebih cepat, sehingga sebagian besar AIDS didunia disebabkan oleh
virus HIV tipe 1. Kenyataannya, sebagian besa infeksi HIV-2 terjadi di daerah
Afrika.
Pohon kekerabatan (filogenetik) yang
menunjukkan kedekatan SIV dan HIV
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/HIV
|
Berdasarkan susuanan genetiknya, HIV-1 dibagi
menjadi tiga kelompok utama, yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M
terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan
O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di
dalamnya.Namun, kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari
simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty
mangabey yang berbeda-beda.
Struktur HIV
Sumber :http://www.yale.edu/bio243/HIV/hivstructure.html |
Bagaimana penularan HIV dan
Pencegahannya?
HIV dapat ditularkan melalui cairan
tubuh seperti darah, semen atau air mani, cairan vagina, air susu ibu dan
cairan lainnya yang mengandung darah.
Transmisi HIV
Sumber :http://www.hiv1tat-vaccines.info/routes_of_infection.htm |
Transmisi HIV melalui berbagai
jalan, diantaranya adalah :
1. Hubungan Seksual, kontak seksual
melalui vagina dan anal berisiko lebih besar dibandingkan dengan kontaks seks
secara oral. Faktor lain yang dapat meningkatkan resiko penularan melalui
hubungan seksual ialah hadirnya penyakit menular seksual, kuantitas beban virus
dan penggunaan douche. Orang yang terkena penyakit seksual akan lebih mudah
terkena dan menularkan virus HIV-1 pada pasangan seksualnya. Beban virus disini
dalam artian ialah sebarapa banyak jumlah virus aktif yang ada didalam tubuh.
Douche merupakan alat medis yang biasanya merujuk untuk pencucian vagina. Hal
ini dapat menyebabkan hilangnya bakteri baik dalam vagina. Atau bahkan bisa
jadi menekan bakteri penyebab penyakit masuk kedalam tubuh apabila alat ini
digunakan setelah melakukan hubungan seksual. Pencegahan yang paling efektif
ialah menggunakan KONDOM dan jangan berganti ganti pasangan seksual. Beban
virus dalam tubuh dapat dilakukan dengan terapi antiretroviral.
2. Ibu ke anak ( transmisi perinatal),
transmisi dari ibu ke anat dapat terjadi melalui infeksi in utero, yang bisa
terjadi saat proses persalinan dan melalui air susu ibu. Beberapa faktor
maternal dan eksternal lainnya dapat mempengaruhi transimis HIV ke bayi, diantaranya
banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama, kelahiran premature dan
lain lain. Selain itu kekurangan vitamin A juga bisa meningkatkan resiko
infeksi HIV. Obat antiretrovirus, bedah Caesar dan pemberian makanan formula
mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak.
3. Lain lain, bisa jadi melalui
penggunaan jarum atau alat suntik yang terkontaminasi, hal ini disebabkan
karena kurangnya fasilitas sterilisasi alat kesehatan. Selain itu juga
disebabkan oleh transplantasi dan transfuse namun peluang terjadinya transmisi
infeksi sangat kecil. Hal ini bisa dicegah dengan pemeriksaan darah dan
transplant sebelum didonorkan.
Bagaimana cara mendeteksi HIV dalam
tubuh ?
1. Tes PCR
Tes PCR ( Polymerase chain reaction) merupakan
suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa
menggunakan organisme. Uji ini juga sering dikenal untuk uji beban virus atau
amplifikasi asam nukleat (NAAT). Untuk deteksi HIV, metode ini berbasis pada
asam nukleat (DNA dan RNA) sehingga dapat mendeteksi materi genetic HIV dalam
tubuh. PCR dalam hal ini terdapat 2 jenis yaitu PCR DNA dan PCR RNA. PCR DNA
untuk mengetahui apakah ada atau tidak DNA virus HIV dalam tubuh (metode
kualitatif) sedangkan untuk pendekteksi RNA virus dilakukan dengan metode real-time
PCR (metode kuantitaif). Tes ini dapat digunakan untuk mendekteksi bayi yang
baru lahir, dan jarang digunakan untuk menguji individu dewasa karena mahal dan
sedikit rumit dibandingkan uji yang lain.
2. Tes antibody HIV
Banyak digunakan oleh orang dewasa, lebih murah
dan lebih akurat. Metode ini akan mendeteksi antibody yang terbentuk pada
darah, air lur dan urin. Untuk pengujian cepat, sampel dari tubuh manusia
dicampur dengan larutan tertentu dan kepingan alat uji dimasukkan kedalam
campuran tersebut. Apabila hasilnya positif akan muncul 2 pita berwarna ungu
kemerahan.Apabila hasilnya positif tidak hanya berhenti pada pengujian ini
namun dilanjutkan dengan uji ELISA atau uji Western blot.
-
ELISA
(enzyme-Linked Immunosorbent Assay), uji ini mendeteksi antibody yang dibuat
tubuh terhadap virus HIV. Pemeriksaan ELISA ini dilakukan setelah minggu ke12
sesudah melakukan aktivitas seksual beresiko tinggi atau jarum suntik yang
terkontaminasi. Hal ini dikarenakan antibody biasanya diproduksi mulai minggu ke-2
atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Namun apabila
menunjukkan hasil positif pada ELISA belum memastikan bahwa orang yang
diperiksa telah terinfeksi HIV. Masih perlu pemeriksaan laun yaitu Western Blot
untuk konfirmasi hasil ELISA.
-
Western
Blot, fungsinya hampir sama dengan ELISA namun lebih sensitive dan spesifik
oleh karena itu metode ini digunakan untuk mengkonfirmasi hasil ELISA. Walaupun
demikian metode ini lebih sulit dan butuh keahlian khusus.
3. Tes antigen HIV
Tes
ini mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon antibody. Tes
ini jarang digunakan karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja
sebelum antibody HIV terbentuk.
Bagaimana HIV bekerja?
Untuk
memahami bagaimana virus tersebut bekerja maka kita harus mengerti bagaimana
sistem kekebalan tubuh kita bekerja. Sistem kekebalan tubuh kita inilah yang
mempertahankan tubuh terhadap infeksi dari berbagai makhluk pathogen. Sistem
imunitas dalam tubuh kita terdiri dari banyak jenis sel, diantaranya adalah sel
T-helper, makrofag, mikrogial dll. Terkhusus, sel T-helper yang sangat krusial
karena sel inilah yang mengkoordinasi sistem kekebalan sel yang lainnya. Sel
ini memiliki protein pada permukaannya yang disebut CD4, maka dari itu biasanya
sel ini disebut sel T-helper CD4+.
HIV masuk
kedalam darah dan mendekati sel T-helper dengan melekatkan dirinya pada protein
CD4. Sekali ia berada di dalam, materi viral (jumlah virus dalam tubuh
penderita) turunan yang disebut RNA (ribonucleic acid) berubah menjadi viral
DNA (deoxyribonucleic acid) dengan suatu enzim yang disebut reverse
transcriptase. Viral DNA tersebut
menjadi bagian dari DNA manusia, yang mana, daripada menghasilkan lebih banyak
sel jensinya, benda tersebut menghasilkan virus virus HI. Enzim lainnya,
protease mengatur viral kimia untuk membentuk virus virus yang baru. Virus
virus baru tersebut keluar dari sel tubuh dan bergerak bebas dalam aliran
darah, dan berhasil menulari lebih banyak sel. Ini adalah sebuah proses yang
sedikit demi sedikit dimana akhirnya merusak sistem kekebalan tubuh dan
meninggalkan tubuh menjadi mudah diserang oleh infeksi dan penyakit penyakit
lain. Dibutuhkan waktu untuk menularkan virus tersebut dari orang ke orang
Siklus replikasi HIV
Sumber : http://www.niaid.nih.gov/topics/HIVAIDS/Understanding/Biology/pages/hivreplicationcycle.aspx |
Respons
tubuh secara alamiah terhadap suatu infeksi adalah untuk melawan sel sel yang
terinfeksi dan menggantikan sel sel yang telah hilang. Respons terse3but
mendorong virus untuk menghasilkan kembali dirinya. Jumlah normal dari sel sel T CD4+ pada seseorang yang sehat adalah sekitar 800 – 1200 sel/mL kubik darah.
Ketika seorang pengidap HIV yang sel sel CD4+ T nya terhitung dibawah 200,
mengakibatkan dia menjadi semakin mudah diserang oleh infeksi infeksi
oportunistik
Mekanisme Perusakan Sistem Imunitas Tubuh
Sumber : http://www.buckscounty.org/government/departments/humanservices/healthdepartment/PersonalHealth/HIVFactsFAQs.aspx |
Infeksi
infeksi oportunistik adalah infeksi infeksi yang timbul ketika sistem kekebalan
tertekan. Pada seseorang dengan sistem kekebalan yang sehat infeksi infeksi
tersebut tidak biasanya mengancam hidup mereka tetapi bagi seorang pengidap HIV
hal tersebut menjadi fatal.
Tanpa perawatan, viral load uang
menunjuk pda jumlah relative dari virus bebas bergerak didalam plasma darah,
akan meningkat mencapai titik dimana tubuh tidak akan mapu melawannya.
Perkembangan dari HIV dapat dibagi
dalam 4 fase :
Infeksi utama (Scroconversion), ketika kebanyakan pengidap HIV tidak menyadari
dengan segera bahwa mereka telah terinfeksi.
Fase asymptomatic, dimana tidak ada gejala yang nampak, tetapi virus tersebut tetap
aktif.
Fase symptomatic, dimana seseorang mulai merasa kurang sehat dan mengalami infeksi
infeksi opurtinistik yang bukan HIV tertentu melainkan disebabkan oleh bakteri
dan virus virus yang berada di sekitar kita dalam keseharian kita.
AIDS, yang
berarti kumpulan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV, adalah fase akhir dan
biasanya bercirikan suatu jumlah CD4 kurang dari 200.
Sumber : www.kswann.com
Bagaimana dengan Gejala AIDS?
Berikut adalah beberapa tanda bahwa
mungkin seseorang positif terkena HIV, antara lain :
1. Demam
Salah satu tanda pertama sindrom retroviral
akut (ARS) adalah demam ringan, sampai sekitar 39oC. demam sering
disertai dengan gejala ringan lainnya, seperti kelelahan, pembengkakan pada
kelenjar getah bening dan sakit tenggorokan. Menurut Carlos Malvestutto, MD,
instruktur penyakit menular dan imunologi dari department of medicine di NYU
School of Medicine, New York, mengatakan bahwa pada titik ini virus bergerak ke
dalam aliran darah dan mulai mereplikasi dalam jumlah besar. Sehingga aka nada
teaksi inflamasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Kelelahan
Respon inflamasi yang dihasilkan oleh sistem
kekebalan tubuh juga dapat menyebabkan lelah dan lesu. Kelelahan dapat menjadi
tanda awal dan tanda lanjutn dari HIV.
3. Pegal, nyeri otot dan sendi,
pembengkakam kelenjar getah bening
ARS sering menyerupai gejala flu,
mononucleosis, infeksi virus atau yang lain, bahkan sifilis atau hepatitis. Hal
tersebut memang tidak mengherankan. Banyak gejala penyakit yang mirip bahkan
sama, termasuk nyeri pada persendian dan nyeri otot, serta pembengkakan
kelenjar getah bening. Kelenjar getah bening merupakan bagian dari sistem
kekebalan tbuh dan cenderung akan meradang bila ada infeksi. Kelenjar getah
bening berada di pangkal leher ketiak dll
4. Sakit tenggorokan dan sakit kepala
Menurut Dr. Horberg, gejala lain seperti sakit
tenggorokan dan sakit kepala sering dapat merupakan ARS. Jika memiliki risiko
tinggi HIV, maka melakukan tes HIV adalah ide yang baik. Karena HIV paling
menular pada tahap awal
5. Ruam kulit
Ruam kulit dapat terjadi lebih awal atau
terlambat dalam perkembangan HIV/AIDS
6. Mual, muntah dan diare
Sekitar 30 hingga 60 persen dari orang dengan
HIV memiliki gejala pendek seperti mual, muntah atau diare pada tahap awal HIV,
kata Dr. Malvestutto. Gejala tersebut juga dapat muncul akibat sebagai akibat
dari terapi antiretroviral, biasanya sebagai akibat dari infeksi oportunistik.
“Diare yang tak henti hentinya dan tidak
merespon obat mungkin merupakan indikasi. Atau gejala yang dapat disebabkan
oleh organisme yang biasanya tidak terlihat pada orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang baik, katar Dr. Horberg.
7. Penurunan berat badan
Kata Dr. Malvestutto, “ Jika penderita HIV suda
kehilangan berat badan, berarti sistem kekebalan tubuh biasanya sedang menurun”
8. Batuk kering
Dapat merupakan tanda pertama seseorang terkena
infeksi HIV. Batuk tersebut dapat berlangsung selama 1 tahun dan semakin terus
semakin parah.
9. Pneumonia
Batuk dan penurunan berat badan juga mungkin
pertanda infeksi serius yang disebabkan oleh kuman yang tidak akan mengganggu
jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik. “Ada banyak infeksi oportunistik yang berbeda
dan masing masing dapat datang dengan waktu yang berbeda,” kata Dr.Malvestutto.
Pneumonia adalah salah satu infeksi oportunistik, sedangkan yang lainnya
termasuk toksoplasmosis, infeksi parasit yang mempengaruhi otak,
cytomegalovirus, dan infeksi jamur di rongga mulut.
10. Keringat malam
Sekitar setengah dari orang yang terinfeksi HIV
akan berkeringat di malam hari selama tahap awal infeksi HIV katar Dr. Malves
11. Perubahan pada kuku
Pembelahan, penebalan dan kuku yang melengkung
atau perubahan warna (hitam atau coklat berupa garis vertika maupun
horizontal). Seringkali hal tersebut karena jamur, seperti kandida
12. Infeksi Jamur
Infeksi jamur yang umum pada tahap lanjut
adalah thrush, infeksi mulut yang disebabkan oleh candida yang merupakan suatu
jenis jamur. Candida merupakan jamur yang sangat umum dan salah satu yang menyebabkan
infeksi jamur pada wanita. “Candida cenderung munculd irongga mulut atau
kerongkongan, sehingga akan sulit untuk menelan,” kata Dr.Malvestutto.
13. Kebingungan atau kesulitan
berkonsentrasi
14. Herpes mulut dan herpes kelamin
Colde sores (herpes mulut) dan herpes kelamin
(herpes genital) dapt menjadi tanda dari ARS dan stadium infeksi HIV. Herpes
tersebut juga dapat menjadi faktor risiko untuk tertular HIV.
Karena herpes kelamin dapat menyebabkan borok
yang memudahkan virus HIV masuk ke dalam tubuh selama hubungan seksual. Orang
orang yang terinfeksi HIV juga cenderung memiliki risiko tinggi terkena herpes
karena HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh.
15. Kesemutan dan kelemahan
Akhir HIV juga dapat menyebabkan mati rasa dan
kesemutan di tangan dan kaki. Hal ini disebut dengan neuropati purifier, yang
juga terjadi pada orang dengan diabetes yang tidak terkontrol. “Hal tersebut
menunjukkan kerusakan pada saraf,” kata Dr. Malvestutto.
16. Ketidakteraturan menstruasi
Sumber :http://health.detik.com/
Apa saja pengobatan AIDS yang biasa dilakukan sampai saat ini?
Sebenarnya, tidak ada obat yang
sepenuhnya mampu menyembuhkan HIV/AIDS. Kehadiran metode penyembuhan hanya
berguna untuk memperlambat penyakit bukan untuk menghentikan sepenuhnya. Biasanya kombinasi dengan berbagai obat
obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang diakibatkan oleh HIV
pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya AIDS. Namun pada
kehidupan saat ini sangat memungkinkan untuk penderita AIDS bisa disembuhkan
dengan perkembangan teknologi sampai pada teknologi rekayasa genetika yang baru
baru ini sedang menjadi sorotan. Selain obat antiretroviral yang diberikan juga
ada pengobatan dan perawatan yang lain. Pengobatan dan perawatan tersebut
terdiri dari sejumlah unsure yang berbeda diantaranya adalah konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi pencegahan penularan
HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi, pengobatan
IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik
(IOS), dan pemberian obat-obatan antiretroviral. Selain obat antiretroviral yang selama ini
menjadi pengobatan orang pengidap AIDS, terdapat Obat-obatan
lain yang dapat menghambat siklus virus pada tahapan yang lain atau tidak sama seperti yang
dilakukan obat antiretroviral (seperti masuknya virus dan
fusi dengan sel yang belum terinfeksi) saat ini sedang diujikan dalam
percobaan-percobaan klinis.
Lalu sebenarnya, apakah yang disebut
obat antiretroviral itu?
obat antiretroviral adalah obat yang
digunakan dalam pengobatan infeksi HIV. Kombinasi beberapa obat antiretroviral
diketahui sebagai terapi antiretroviral yang sangat aktif (HAART). Kombinasi
yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor
(atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non- nucleoside analogue reverse
transcriptase inhibitor (NNRTI). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang
orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART
yang menggunakan protease inhibitor. Kombinasi beberapa obat diperlukan karena
apabila hanya digunakan satu obat saja maka bisa dikatakan tidak akan efektik.
Karena sifat virus itu sendiri berubah ubah yang bisa jadi ada perkembangan
resistensi terhadap obat tersebut. Alhasil obat tersebut menjadi tidak ekfektif
lagi. Dengan menggunakan kombinasi dari dua atau lebih obat obatan, akan
meminimalisasi risiko perkembangan resistensi. Penggunaan obat antiretroviral
ini harusnya dikonsumsi dengan pantauan medis.
Seperti yang telah kita ketahui
bahwa virus HIV ketika didalam tubuh manusia aktif mengalami penggandaan
(replikasi) otomatis sel yang akan terinfeksi oleh HIV pun akan semakin banyak.
Semakin banyak sel yang terinfeksi maka sistem imunitas tubuh semakin
terganggy. Fungsi dari obat obatan ini ialah memperlambat replikasi sel yang pada
akhirnya akan memperlambat penyebaran virus ini dalam tubuh kita. Terdapat
berbagai cara obat antiretroviral ini mengganggu proses replikasi, diantaranya
adalah :
1. Penghambat Nucleoside Reverse Transcriptase (NRTI)
Enzim reverse transciptasi merupakan hal
penting yang dibutuhkan untuk HIV bereplikasi. Obat obatan inilah yang mampu
memperlambat kerja reverse transcriptase dengan cara mencegah proses perkembang
biakan materi genetic virus tersebut.
2. Penghambat Non-Nucleoside Reverse
Transcriptase (NNRTI)
Obat antiretroviral ini dapat
menghambat penyebaran virus dengan mengacaukan proses replikasi HIV itu sendiri
dengan mengikat enzim reverse transcriptase. Tujuan dari pengikatan ini ialah
agar enzim tidak bekerja dan mengehentikan produksi partikel virus baru dalam
sel yang terinfeksi
3. Penghambat Protease (PI)
Selain enzim reverset transcriptase, terdapat
enzim pencernaan yang berperan dalam persebaran virus ini yaitu protease. Protease merupakan enzim pencernaan yang diperlukan dalam replikasi HIV
untuk membentuk partikel-partikel virus baru. Protease memecah belah protein
dan enzim dalam sel-sel yang terinfeksi, yang kemudian dapat menginfeksi sel
yang lain. Penghambat protease mencegah pemecah-belahan protein dan karenanya
memperlambat produksi partikel virus baru.
Anti HIV drug
Sumber :http://blogs.timeslive.co.za/hiv/tag/arvs/ |
Walaupun obat ini bukan solusi untuk
menyembuhkan namun setidaknya terapi ini dapat memperpanjang umur pengidap AIDS
sehingga dapat masih bisa hidup sehat dan produktif. Hal ini dikarenakan memang
terapi obat ini dapat mengurangi varaemia ( jumlah HIV dalam darah) dan
meningkatkan jumlah sel-sel CD4+ (sel-sel darah putih yang
penting bagi sistem kekebalan tubuh).
Sayangnya, penggunaan obat
antiretroviral sebagai obat HIV/AIDS ini belum merata disemua bagian negara
dibumi ini. Hanya negara yang memiliki pendapatan yang tinggi yang mampu
mengakses pasokan terapi jenis ini. Pasalnya, hal ini dikarenakan harga obat
yang masih tinggi, infrastruktur kesehatan yang masih belum layak, sumber biaya
yang kurang memadai. Namun saat ini, WHO akan mendorong pemerintah di negara
negara dengan epidemic tinggi untuk memperluas pendistribusioan obat obat
tersebut untuk orang orang yang memerlukannya.
Selain itu, Apakah
yang dimaksud dengan PEP?
Perawatan
Pencegahan Pasca Pajanan terdiri dari pengobatan, tes laboratorium dan
konseling. Pengobatan PEP ini masih belum terbukti apakah dapat mencegah
penularan HIV. Namun berdasarkan kajian penelitian menunjukkan bahwa bila
pengobatan dilaksanakan dengan cepat dua jam dan tidak melebihi 72 jam setelah
pajanan, pengobatan tersebut dapat bemanfaat dalam mencegah infeksi HIV. PEP
ini berlanjut hingga 4 minggu dari awal dimulai pengobatan ini.
Bagaimana
dengan penggunaan kondom sebagai tindakan pencegahan infeksi virus HIV/AIDS?
Dengan
melihat tidak ada obat yang mampu membasmi tuntas infeksi virus ini maka
alangkah baiknya untuk melakukan tindakan tindakan pencegahan. Memang untuk
mengendalikan budaya seks bebas itu tidak mudah, hanya saja resiko AIDS ini
dapat diminimalisir dengan penggunaan kondom disaat melakukan hubungan tersebut.
Terbukti saat ini bahwa penggunaan risiko penularan HIV sampai kira kira 80%
dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan
dengan benar dalam seriap kesempatan. “Untuk setiap 50 kondom yang disebarkan,
setidaknya ada satu infeksi HIV yang dihindari. Hal ini menunjukkan bahwa
kondom sangat efektif dalam melindungi individu terhadap penularan HIV dan
infeksi menular,” kata Stover John, pendiri dan presiden Future Indstitus.
Kondom laki laki berbahan lateks, apabila digunakan dengan benar tanpa pelumas
berbahan dasar minyak merupakan satu satunya teknologi yang paling efektif
untuk mgurangi transmis HIV. Pada intinya adalah pemilihan bahan kondom menjadi
perhatian khusus pula agar memastikan bahwa kondom yang digunakan tidak
berlubang dan berkualitas baik. Seiring dengan perkembangan zaman, wanita pun
dihimbau untuk menggunakan kondom wanita. Namun
permasalahannya adalah kondom wanita saat ini masih belum banyak dipasarkan.
Keprihatinan
ini semakin menarik perhatian berbagai pihak untuk berbuat lebih, salah satu
contohmya adalah dengan diadakannya Program South African Breweries (SAB) yang
telah berjalan dalam kurun waktu 10 tahun. Program ini membantu distribusi
kondom pada masyarakt melalui bar bar yang ada di Afrika Selatan. Lebih dari 10
juta kondom ternyata sudah dibagikan ke seluruh Afrika Selatan untuk mengurangi
angka penderita HIV. Program ini merupakan salah satu kerja sama antara pihak
swasta dan departemen kesehatan setempat di Afrika Selatan untuk menangani kasus
HIV/AIDS dan program kesehatan keluarga. Disini nampak adanya kerjasama yang
baik antara individu dengan kelompok, partisipasi organisasi pemerintah dan
ahli HIV/AIDS mampu mengurangi pandemic HIV/AIDS yang ada pada daerah tersebut
dan wajib menjadi percontohan. Infeksi HIV/AIDS akan dapat diminimalisir dengan
upaya dari segala lapisan masyarakat. Target dari program ini ialah
mendistribusikan kondom pada sekitar 16.000 bar local selama lima tahun ke depan. Jadi asumsi akan ada
lebih dari 845 juta kondom yang akan disebarkan sepanjang 5 tahun untuk
mencegah infeksi HIV/AIDS yang telah mencapai 1,6 juta kasus (sumber :
Health24) Sampai saat ini SAB sudah menyebarkan kondom pada 7.303 bar dan
mendistribusikan sekira 10.456.600 kondom pada masyarakat selamat satu tahun.
Hal ini akan membantu dalam mencegah 20.914 kasus infeksi HIV/AIDS baru. 400
kondom setiap bulan akan diberikan pada setiap bar. Dan pada nyatanya, tingkat
infeksi HIV/AIDS benar benar menurun luar biasa dikawasan Afrika.
Bagaimana dengan upaya Indonesia untuk
berusaha mengurangi infeksi HIV/AIDS?
Indonesia tidak hanya terus berupaya
meningkatkan teknologi teknologi untuk menangani HIV/AIDS dan menjalankan
beberapa fungsi pemerintahan untuk berpartisipasi dalam menekan angka infeksi
virus ini. Aksi dan Strategi pencegahan dan penanggulangan HIV secara nasional
telah disusun sejak tahun 2010 hingga 2014. BerdasarKAN Instruksi Presiden
No.3/2010 tentang pembangunan berkelanjutan pun menyatakan komitmen nasional
untuk mencapai tujuan MDGs, termasuk didalamnya HIV dan AIDS. Selain itu, Upaya
untuk mempublikasikan himbauan penggunaan kondom sebagai cara paling efektif
untuk menghindarkan dari AIDSpun dilakukan dengan cara yang unik. Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) bersama DKT Indonesia kembali
menyelenggarakan Pekan Kondom Nasional untuk ke-6 kalinya. Kali ini, tema yang diusung adalah "Lindungi Dunia Kerja dan Dunia Usaha dari HIV dan AIDS". Dengan subtema ialah Penanggulangan AIDS Di Tempat Kerja Sebagai Bagian Dari Peningkatan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
Tema ini diusung karena memang paling banyak pengidap HIV/AIDS positif adalah orang orang dengan usia yang masih produktif. produktif disini dalam artian adalah masih menjalankan aktifitas bekerja baik didunia usaha maupun kerja. Dalam dunia kerja, misalkan saja suatu pabrik, kesehatan baik jiwa dan raga seseorang sebagai karyawan yang akan menentukan keberhasilan dan tingginya produktifitas pabrik itu sendiri. Selain itu, Acara ini bermaksud
untuk mengajak kita untuk peduli dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
pentingnya HIV/AIDS. Latar belakang terbentuknya acara rutin ini ialah adanya
ancaman HIV/AIDS di Indonesia dan negara lain, sehingga diperlukan kegiatan
untuk mendidik seluruh lapisan masyarakat tentang pencegahan dan hubungan seks
yang aman. Tugas penting KPAN dan DKT adalah program
pencegahan infeksi HIV baru, terutama pada kelompok beresiko tinggi
seperti pekerja seks berikut pelanggannya, para kaum gay dan waria, juga
kepada pengguna narkoba jarum suntik.
PKN 2012 ini diselenggarakan dengan
harapan agar masyarakat mengambil manfaat positif dair rangkaian kegiatan yang
diselenggarakan dan bertanggung jawab atas keselamata masing masing dengan
melakukan hubungan seks yang aman. Tujuan akhir dari kegiatan ini adalah kita
dapat menghentikan laju epidemic HIV di kehidupan masyarakat dan keluarga.
Pekan Kondom Nasional 2012 merupakan rangkaian acara yang diadakan mulai pada tanggal 1 Desember. Ada beberapa kegiatan dari KPN 2012 untuk mengajak seluruh
lapisan masyarakat Indonesia, seperti :
1. Konser Goyang
Sutra diselengarakan di Lapangan Kopasus, Cijantung, Jakarta yang
bersifat menghibur dan mendidik masyarakat tentang pentingnya penggunaan kondom untuk
pencegahan HIV/AIDS. Selama konser ini berjalan, para artis dan selebriti seperti Julia Perez,
Zaskia, Ikke Nurjanah, dan Fitri Carlina mengingatkan masyarakat melalui pesan pesan seks
aman.
2. Memberikan edukasi di daerah resiko tinggi seperti pangkalan truk, pelabuhan, dan lokalisasi dengan membagi-bagikan materi tentang HIV/AIDS dan seks aman. Selain di daerah beresiko tinggi tersebut, edukasi juga dilakukan di tempat-tempat nongkrong dan kampus kampus di Jakarta.
3. Menyediakan kondom dan lubrikan kepada sebuah klinik yang melayani kaum gay dan waria
di Bali.
bersifat menghibur dan mendidik masyarakat tentang pentingnya penggunaan kondom untuk
pencegahan HIV/AIDS. Selama konser ini berjalan, para artis dan selebriti seperti Julia Perez,
Zaskia, Ikke Nurjanah, dan Fitri Carlina mengingatkan masyarakat melalui pesan pesan seks
aman.
2. Memberikan edukasi di daerah resiko tinggi seperti pangkalan truk, pelabuhan, dan lokalisasi dengan membagi-bagikan materi tentang HIV/AIDS dan seks aman. Selain di daerah beresiko tinggi tersebut, edukasi juga dilakukan di tempat-tempat nongkrong dan kampus kampus di Jakarta.
3. Menyediakan kondom dan lubrikan kepada sebuah klinik yang melayani kaum gay dan waria
di Bali.
Jadi pekan kondom nasional ini
dilakukan untuk memberikan wawasan pada masyarakat mengenai penularan HIV/AIDS
dan meningkatkan kesadaran mengapa infeksi virus ini harus dihentikan dan salah
satu cara pencegahan yang paling efektif untuk menularkan infeksi virus ini
ialah menggunakan KONDOM.
Sumber : www.emveemag.com
Lalu, apakah program kerja ini berjalan dengan tanpa hambatan? tentu saja untuk meyelenggarakan acara ini tidaklah mudah. Sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbesar di dunia,
promosi dan penyebarluasan penggunaan kondom seperti melalui kampanye
dan pembagian kondom gratis tak dimungkiri menuai pro-kontra di kalangan
pemuka agama, sebab dikhawatirkan menjadi bentuk "pelegalan" terhadap
prostitusi. Terkait hal tersebut, Ketua Umum Dewan Mesjid, Dr dr Tarmizi Taher
mengharapkan para ulama dan pemuka agama untuk mengerti dan melihat
kondom dari aspek fungsi kesehatan sebagai pencegah penyebaran penyakit
menular seksual. Juga, mengurangi dampak buruk dari perilaku orang yang
berisiko.Hal ini terjadi ketika awal launching acara. Sebenarnya yang perlu ditekankan ialah, "Penyebaran kondom bukan berarti pelegalan prostitusi maupun seks bebas." hal ini dilakukan untuk semata mata mengurangi resiko infeksi virus HIV/AIDS yang akan membunuh banyak generasi penerus bangsa ini. Lagipula acara ini tidak hanya untuk membagi bagikan kondom namun juga berbagi wawasan seputar HIV/AIDS. Sungguh acara ini sebenarnya merupakan acara yang sangat bermanfaat. Tidak perlu jijik untuk membahas soal kondom, tidak perlu gengsi untuk membahas mengenai HIV/AIDS karena memang hal ini memang bukan hal yang memalukan untuk didiskusikan.
Bagaimana sikap kita yang benar
terhadap penderita HIV/AIDS?
Penderita HIV/AIDS bukan berarti orang orang terkutuk yang tidak boleh untuk dihindari. Bukan berarti kita harus takut dan jijik dengan mereka. justru mereka membutuhkan dukungan dari kita untuk bisa melanjutkan pengobatan hingga memiliki umur hidup yang lebih panjang. dan yang terpenting adalah kita harus mampu mendukung mereka agar tidak minder dan terus dapat menjalankan aktivitas hidupnya seproduktif mungkin. Tidak perlu takut apabila hanya berkomunikasi sebagai teman, sahabat bahkan juga partner kerja.
Karena virus ini tidak mudah menular layaknya virus influenza. Selain
itu, perkembangan teknologi yang akan selalu berkembang, secara optimis suatu
saat akan menemukan pengobatan tuntas untuk mengobati HIV/AIDS.
Cegahlah Sebelum Mengobati, Jagalah diri kalian sendiri untuk keselamatan masing masing, Sadarlah bahwa jiwa anda, nasib anda bergantung pada anda sendiri. Mengertilah secara mendalam, Bagikanlah ilmumu, Bagikanlah pengetahuanmu, Bagikanlah hal hal yang baik, maka suatu saat Anda akan mendapatkan balasan kebaikan itu sendiri. Layaknya Pekan Kondom Nasional yang berbagi kebaikan dengan membagikan Kondom karena Kondom adalah penyelamat seribu umat dari infeksi virus ganas itu.
Galeri Seputar PEDULI AIDS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar